Menurutnya, perang Hizbullah dengan Israel akan terus berlanjut tapi belum tentu pecah sampai perang antar negara.
Menurutnya, hari-hari setelah serangan terbaru di bagian selatan Beirut, warga setempat sudah kembali beraktivitas seperti biasa meskipun sempat diwarnai “semacam kepanikan” di sejumlah wilayah.
"Untuk mendapatkan visa Lebanon agak sulit. Jadi ya sebisa mungkin kami mempertahankan diri di sini sampai benar-benar selesai,” kata pria asal Aceh itu.
“Upaya-upaya pelindungan WNI telah dilakukan dan saat ini masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pusat,” tambah Asra.
Sesaat setelah gemuruh itu berlalu, pria yang sedang menyelesaikan studi S2 di Lebanon mengaku melihat warga berhamburan keluar rumah.
Dalam keterangan terbaru, Hizbullah mengonfirmasi salah satu komandan militer seniornya itu tewas dalam serangan udara Israel.
Beberapa upaya di parlemen telah gagal untuk menyepakati presiden secara konsensus, beberapa di antaranya karena boikot dari anggota parlemen.
Misteri kerangka ibu dan anak di Bandung - Kapan waktu kematian korban dan mengapa tidak get more info tercium bau dari dalam rumah?
Remaja 14 tahun diperkosa dan dijadikan budak seks di Bandung, 'darurat kekerasan seksual pada anak' yang terus berulang
Ia juga mengaku sudah berkali-kali mendapat surat pengumuman “kewaspadaan” dan “kehati-hatian” dari pihak KBRI Beirut. “
Kata Asrarudin, sejauh ini tidak ada laporan terkait dengan personel TNI yang terluka selama konflik berlangsung.
Hal ini disebabkan penduduknya memiliki ragam keyakinan, atau tidak dikuasai sepenuhnya oleh kelompok Hizbullah.
Israel kemudian mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Pengamat Timur-Tengah menilai saling serang antara Hizbullah dan Israel akan terus berlanjut, namun kemungkinan kecil akan pecah perang terbuka antara kedua pihak.
“Saya lumayan terkejut karena sebelumnya pejabat Amerika sudah memperingatkan ke Israel supaya enggak menyerang wilayah-wilayah kota yang padat penduduk. Kami juga nggak ekspektasi akan ada serangan di Beirut,” katanya.
Jelang adzan Magrib, Ilham Akbar dikejutkan dengan suara “petir” dari luar tempat tinggalnya. Bergegas ia menuju ke balkon dan memastikan apakah itu benar-benar petir seperti yang tergambar dalam pikirannya.
Pengadilan tunda putusan gugatan course action kasus gagal ginjal akut – Perjuangan keluarga mencari keadilan masih belum temui titik terang
Kata dia, lokasi pengeboman ini hanya berjarak satu kilometer dari rumah yang ditempatinya di Dahie – pinggiran Kota Beirut bagian selatan.
Sejauh ini, Ilham Akbar mengikuti anjuran dari Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk menghindari wilayah-wilayah rawan konflik, termasuk menyiapkan satu tas khusus dokumen penting agar bisa segera dibawa jika situasi semakin mencekam.
“Dan dari arah kiri rumah kami itu keluar asap berbau bahan mesiu seperti asap mercon lah kita bilang,” katanya.
Pihak Israel mengeklaim kelompok milisi Hizbullah yang berbasis di Lebanon berada di balik serangan yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja tersebut. Sebaliknya, Hizbullah dengan tegas membantah keterlibatannya.
Puncaknya – yang membuat konflik makin mencekam – adalah serangan di lapangan olahraga di Dataran Tinggi Golan pada akhir pekan lalu.
“Cuma saya lihat ke langit itu seperti tidak ada tanda-tanda hujan atau apa. Dari situ saya langsung mengira bahwa terjadi pengeboman,” kata Ilham kepada BBC News Indonesia, Rabu (31/07), mengenang kejadian yang terjadi sehari sebelumnya.
Saling serang antara pasukan Hizbullah dengan Israel lebih banyak terjadi di wilayah perbatasan Lebanon bagian Selatan dan telah berlangsung berbulan-bulan, meskipun tidak memasuki perang secara terbuka.
Asrarudin menambahkan, terdapat 203 WNI yang saat ini berada di Lebanon. Jumlahnya mulai berkurang karena sebagian “memutuskan pulang” atau pindah ke negara lain yang lebih aman.
Serangan yang terjadi hampir tiap hari antara Hizbullah dan Israel telah menyebabkan kehancuran bagi kedua belah pihak.